Hit counter
Posted by : Rie Chan
13 Februari 2013
Matahari bersinar cerah memberikan kehangatan kepada
seluruh makhluk hidup agar bersemangat memulai harinya. Tapi tidak dengan Rita, cuaca cerah, kehangatan atau apapun tak dirasakannya pagi
ini, semua indra perasa miliknya seperti kehilangan kemampuannya, yang dia tahu
pagi ini adalah pagi dimana puncak badai kehidupan memporak-porandakan
pertahanan diri juga harapan hidup yang berusaha dia yakini. Dia disana, tepat
di samping gundukan tanah baru yang masih berwarna
merah itu, Rita menangis sambil berteriak-teriak
memanggil nama seseorang
sedangkan dua orang manusia yang berstatus sebagai orang
tua dari nama yang diteriakan dirinya berusaha sekuat
tenaga untuk membawa dia pergi dari pemakaman itu.
“Randa!! Jangan tinggalkan aku! Kamu bilang,
kamu cinta sama aku! Aku gak
butuh cincin ini!, gak ada gunanya
cincin ini kalau kamu gak ada..mana ada orang yang memakai cincin tunangan hanya
sendirian!” histerisnya lagi sambil
menggenggam kotak cincin berwarna hitam.
Teriakan
Rita menggema di setiap sudut pemakaman yang sunyi. Membentur dinding-dinding beton yang memagari
area pemakaman.
“Sudah
Ri, kamu mesti mengikhlaskan kepergian
Randa, Randa sudah meninggal, kamu mau panggil dia seribu kali pun dia
enggak akan bangun lagi Ri…” mama Randa
memeluk Rita sambil berusaha mengangkat tubuh gadis cantik yang sedang menangis
itu, dia sudah mengikhlaskan
kepergian anaknya walaupun masih belum sempurna.
Tapi, Rita tetap tak bergeming, ia masih tak dapat percaya pada kenyataan
yang begitu menyakitkan, yang membuat
hatinya hancur. Aku yang berdiri tak
jauh dari situ, hanya bisa terdiam, membatu,
melihat pemandangan itu membuat hatiku miris. Ingin rasanya aku mendekat, memeluk Rita dengan segenap perasaanku dan
berkata padanya
‘Hai
bodoh, dia begitu menyanyangimu, apa dengan menangis dan tak mengikhlaskan
kepergiannya seperti ini, caramu
membalas kasih sayangnya?? Kecelakaan itu
sudah takdir hidupnya Rita.’
Yah..seandainya
kecelakaan itu tidak terjadi. Pasti hari
ini Randa bukannya berakhir di
dalam tanah, tapi merayakan ulang tahun
Rita di panti asuhan tempat tinggal Rita selama ini. Bersuka ria bersama anak-anak panti, lalu di depan semua penghuni panti dan orang
tuanya dia akan melamar Rita. Yah
seandainya kecelakaan itu tak terjadi…
⃰ ⃰ ⃰
Senin,
31 Agustus 2009 08:00 malam
“Enggak
! enggak
mungkin tante!! Randa enggak mungkin
meninggal!! aku gak percaya tante!!” Rita jatuh terduduk, dengan HP masih menempel di telinganya. Tangisnya pecah, air matanya mengalir membasahi pipinya, ia terisak di kamarnya.
“Ini
benar Rita..tante gak bohong. Jenazah
Randa baru saja dibawa ke kamar mayat,
Randa kecelakaan Rita…dia ditabrak lari oleh mobil. Datanglah kemari, ada barang titipan Randa buat kamu…kami akan
memakamkan Randa setelah kamu ada disini” suara mama Randa terdengar serak dan
terputus-putus, karena dia sedang menangis.
“aku..aku..gak
ngerti tante!..aku bahkan gak mau mengerti!!aku……”
‘Bruukk…’
‘tit, tit,
tit…’
“halo, halo,
Rita? Kamu dengar? Halo?”
Dunia
tiba-tiba gelap bagi Rita. yah, dia tak
sadarkan diri.
⃰ ⃰ ⃰
Senin,
31 Agustus 2009 07:45 malam
Suara
alat pendektesi detak jantung terdengar sangat mengerikan di ruangan ICU itu, tubuh Randa terbaring lemah tak berdaya di
atas ranjang pasien, ia koma. Mama dan papanya yang berada di luar ruangan
berharap-harap cemas, menangis dan
berdoa agar Randa dapat terselamatkan dari maut.
“Ma, bagaimana ini bisa terjadi?” papa Randa bertanya pada istrinya, dia memang berada di luar kota saat mendapat
kabar buruk itu.
“Mama
juga gak tahu pa..mama cuma dapat telepon dari kepolisian kalau anak kita
kecelakaan, kalau dia ditabrak lari sama
mobil, kalau keadaannya parah
pa!..” mama Randa berteriak histeris.
“Ssst..sudah
ma, ini di rumah sakit…maafin papa” dia memeluk istrinya yang sudah down .
“Mama
shock pa, kepolisian bilang mereka sudah
berhasil menangkap pelakunya, dan tadi
salah satu polisi memberikan bungkusan kecil ke mama, katanya di dalam bungkusan itu ada benda yang digenggam Randa waktu
kecelakaan. Mama belum membuka bungkusan
itu pa…mama takut..bungkusan itu ada di tas mama”
“Iya
ma, sekarang mama tenang dulu ya..” papa Randa berusaha menenangkan
istrinya, walau sebenarnya dia juga
sangat sedih dan takut kalau tejadi apa-apa terhadap anaknya.
Tiba-tiba
saja seorang dokter dan dua perawat masuk ke dalam ruangan Randa, tanpa dikomando mereka berdua langsung
menyusul masuk.
“Apa
yang terjadi sama anak saya dok?” Mama
Randa bertanya was-was.
“Maaf
bu..tunggu sebentar, kami ingin
memeriksa pasien dulu..” salah satu
perawat menyingkirkan orang tua Randa menjauh dari ranjang pasien.
Mata
dari kedua orang tua Randa tak lepas dari kegiatan yang di lakukan tenaga medis
itu, juga alat pendektesi detak jantung
Randa yang kelihatannya semakin lemah.
Lalu hal yang paling ditakutkan mereka pun terjadi, alat pendektesi jantung itu berbunyi lain, bunyi tanda kalau mereka telah kehilangan
anak mereka satu-satunya. Panjang, nyaring,
dan menyesakkan.
“Ini
gak mungkin kan pa..? alat pendektesi
jantung itu salah, pasti alat pendektesi
jantung itu rusak, ini gak boleh terjadi!” mama Randa benar-benar tak percaya dengan apa yang
dilihatnya, anak satu-satunya kini tengah tiada, berubah menjadi tubuh yang
dingin tanpa nyawa.
“Ma..sudah
ma…Randa sudah pergi ma…” papa Randa
memeluk istrinya, hatinya menangis saat
ini.
“Dokter! saya akan bayar berapa pun biayanya!…saya
mohon, jangan biarkan Randa mati! Tolong dokter!” mama Randa tiba-tiba berteriak memohon.
“Maaf
kan kami bu, kami sudah berusaha, Ia mengalami pendarahan serius di otaknya. Walau pun kami berhasil menyelamatkan
hidupnya, seluruh tubuhnya akan lumpuh. Kami turut berduka cita, Permisi bu”
setelah berkata begitu dokter dan dua perawat itu pergi, meninggalkan mereka berdua untuk melihat
Randa terakhir kalinya. Tangis
dan histeris dari kedua orang tuanya mengantarkan kepergiannya…..
⃰ ⃰ ⃰
Senin,
31 Agustus 2009 05:30 sore
“Mba
permisi, mau tanya nih” Randa memanggil penjaga toko perhiasan dimana
sekarang dia berada.
“Ya
mas, ada yang bisa saya bantu?”
“Ehm, begini loh mba, 1
bulan yang lalu saya ada pesan cincin emas
putih sepasang di sini, minta pake nama
gitu, pemesananya sih untuk besok tapi
katanya hari ini cincin itu sudah datang, jadi
saya mau mengambilnya”
“Sebentar
ya mas saya cek dulu, nama mas siapa?
Dan nama di cincinnya siapa?”
“Oh
iya, nama lengkap saya Michael
Randa, dan nama di cincin yang saya
pesan, Randa sama Rita mba”
wanita
itu langsung membolak-balikan buku pesanan,
mencari nama lengkap Randa.
“Iya
ada mas, sudah datang, sebentar saya ambilkan ya mas..” setelah berkata begitu wanita itu langsung
pergi mengambil cincin pesanan Randa.
Tak berapa lama dia kembali dengan kotak cincin yang berwarna hitam.
“Nah, ini mas,
Silahkan dicek dulu..”
“Makasih
mba..” Randa menerima cincin
pesanannya, memperhatikannya sebentar
dan tersenyum senang.
“Wah, saya puas mba, saya bayar pake kartu kredit yah, nih kartunya.. oya bisa minta tolong gak mba? Tolong tuliskan di kartu ucapan ini ‘buat
Rita ku tercinta, met ultah ke-20 yah. Rita maukah kau menjadi pendamping hidupku?, ku harap aku mendapat jawaban iya dari mulut
manismu, dari Michael Randa mu tersayang’
boleh yah…tulisan saya jelek mba…”
Randa memasang wajah memohon di hadapan wanita itu. wanita itu mengambil kartu kredit dan kartu
ucapan yang disodorkan Randa.
“Baiklah, saya senang mas puas atas hasil kerja
kami. oya cincin itu spesial mas, namanya power of love, makanya cincin itu bermatakan berlian
berbentuk hati dengan desain yang indah..pas banget buat cincin tunangan atau
cincin nikah..pasti pasangan mas
gembira sekali diberikan barang spesial seperti ini, nah ini mas kartu kredit dan kartu ucapannya” kata wanita tersebut sambil menyerahkan kartu ucapan dan
kartu kredut randa.
“Karena
itulah saya membeli cincin ini, terima
kasih banyak yah mba.” Randa tersenyum.
“Ya
sama-sama, datang lagi ya mas”
Randa
keluar dari toko tersebut, dia
menimang-nimang kotak kecil tempat cincinnya.
‘Rita
pasti gak akan pernah melupakan ultahnya tahun ini...’ gumam Randa dalam hati.
“Oh
ya, aku mau liat cincin ini sekali lagi
ah..”
Randa
membuka kotak cincinnya, mengeluarkan
satu cincin yang ukurannya lebih kecil dan…
“Akh, jatuh lagi!
Mana tadi? Astaga kok bisa
menggelinding sampai sejauh itu sih?”
Randa
berjalan hendak mengambil cincin yang jatuh tadi, cincin itu menggelinding hampir ke tengah
jalan.
“Nah
untung gak menggelinding jauh, kalau sampai hilang bisa berabe nih”
Randa
memungut cincin itu, memasukannya
kembali ke kotaknya, dan hendak berbalik untuk pulang. Namun tanpa disangka sebuah mobil yang
berkecepatan tinggi menabraknya,
tubuhnya terhempas ke pinggir jalan dan kepalanya menghantam trotoar, tubuh serta kepalanya mengeluarkan darah
segar. supir mobil yang menabraknya
bersikap pengecut, dia langsung kabur
tak perduli terhadap keadaan Randa dan teriakan warga sekitar yang menyuruhnya
berhenti. Randa merasakan sakit yang
luar biasa, hal terakhir yang dia ingat
hanya wajah Rita yang tersenyum padanya dan cincin yang dia genggam
sekarang, lalu… dunia pun kelam.
⃰
⃰ ⃰
Senin,
31 Agustus 2009 02:00 siang
Di
bangku yang letaknya di bawah pohon mangga di pinggir halaman panti, Randa dan Rita sedang bercengkrama, memang tempat itu strategis buat
mengobrol. Tempat itu sejuk, karena rindangya daun mangga melindungi mereka
dari panas matahari yang menyengat.
“Yang, tanggal 1 september besok, kamu ingat gak hari apa?” Rita membuka percakapan sambil memperhatikan wajah
Randa.
“Hari
apa ya, selasa kali, kenapa
memangnya?”
“Ih, kamu itu loh,
bukan nama harinya, tapi
memperingati hari apa tanggal 1 itu..awas kamu bilang lupa ya” Rita ngambek,
bibirnya sengaja dia mancungkan lebih mancung dari hidungnya sendiri.
“Iya, iya maaf,
aku gak
lupa, itu hari ultah yayangku yang tercantik
ini kan? Masa aku melupakan hari
pentingmu, aku begitu mencintai kamu
Rita..”
“Dasar
gombal, nah kata Ibu panti hari ultah ku
nanti aku boleh ngadain pesta kecil-kecilan,
kamu pokoknya harus dateng bareng om sama tante, Yah sayang ya…” Rita memohon sambil tersenyum, senyum yang telah membuat Randa jatuh cinta
pada dirinya.
“Wah, senyum satu juta wattnya keluar, gak kuku..hehehehe, em,
ntar ku atur deh, pasti aku
datang sama ortu ku. Masa acara ultah calon
menantu mereka, mereka gak datang.
Wah keterlaluan itu namanya sayang” perkataan Randa tadi membuat Rita tersipu.
“Iya
calon menantu…, ya udah aku masih ada
tugas di dalam. kamu mau pulang atau mau
bantuin aku di sini yang?”
“Yah
pasti aku mau bantuin kamu lah yang..yuk
kita masuk dan menyelesaikan tugasmu..”
Randa bangkit sambil menggandeng tangan Rita, mereka tertawa bersama.
Tak
menyadari, kalau akan terjadi sesuatu
yang memisahkan mereka. Sesuatu yang
bernama takdir.
⃰ ⃰
⃰
Selasa,
1 September 2009 10:20 pagi
“Waktunya
sudah tiba” suara berat itu membuyarkan
lamunanku. Aku tersentak dan
memandanginya. ‘ah, waktuku sudah habis’ aku menggumam dalam hati.
“Baiklah, terima kasih atas waktu yang telah kau
berikan padaku” ucapku padanya, sosok yang sebenarnya aku tak kenali,
tapi entah mengapa perasaanku seperti bertemu dengan seorang kawan lama saat
menatapnya.
“Kalian
memang tak berjodoh di dunia fana ini,
tapi ketahuilah bahwa cinta yang tak
mempunyai AKHIR itulah yang dinamakan cinta yang abadi” kata-kata darinya barusan membuatku tersenyum. Akupun
menatap Rita, dia sudah tak sehisteris
tadi. Sekarang dia sedang dibantu
berdiri oleh mama. Sepertinya Rita sudah
berhasil di bujuk untuk pulang.
Tuhan.., ku harap cinta kami benar takkan lekang oleh
waktu. Rita....selama kau hidup dan mengingatku, maka akupun
akan tetap hidup dalam dirimu bukan? Jangan bersedih sayang, ikhlaskan diriku.
Yah..Aku, Michael Randa, ternyata memang sangat mencintai seorang
Marita Anjani. Sangat ku sadari itu
sekarang,
Lalu seiring dengan hilangnya
aku, ku titipkan kata pada angin untukmu
Rita.
“Selamat
tinggal…”
***
BY : MENTARI ARDINI
kaya'x aku dah pernah baca, ini yg mu buat waktu sekolah kan...
BalasHapusDan kenapa harus ANGST mulu???? #emang situ yg buat?#
oh ya.. lanjutin cerpen kitabetiga itu nah rie.. aku, momo, ama amu.. hehehe
Sign,
Gak suka ANGST... T-T
Ren aka Debby
Hihihii,,yuups bener bangedt,,inii memang yang pernah aq buat d sekolah dlu...walau ada perombakan sedikit.
BalasHapusHem,hem...ntar deh aq msukan yg crta kta brtiga,,soalnya itu kalau aq jdkan cerpen dia jdi aneh,,jd msti d pnjangin dlu...
Oya,,mksih yah Ren...
Dan maaf crpennya angst mulu,,, :D
Hohohoho
Rie a.K.a mentari ardini